Pitaloka's

.pitaloka.pitaloka.pitaloka.pitaloka.pitaloka.pitaloka.

Selasa, 03 Mei 2011

cinta, kesedihan, kekayaan dan kegembiraan

alkisah, disebuah pulau kecil, tinggalah benda abstrak. Ada Cinta, Kekayaan, Kecantikan, Kegembiraan, dan sebagainya. Pada awalnya mereka hidup bersama-sama dengan aman dan saling memerlukan.

namun, pada suatu hari, badai datang menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba bergelombang dan menimbulkan ombak yang sangat besar dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni di pulau itu segera berusaha menyelamatkan diri.

Cinta sangat bimbang karena ia tidak pandai berenang dan tidak memiliki perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk meminta bantuan. Sementara itu, air semakin naik membasahi kaki Cinta. Tidak lama kemudian terlihat Kekayaan mengayuh perahu.

"Kekayaan! Kekayaan! tolonglah aku...?!" teriak Cinta.

dan segera Kekayaan pun menjawab, "ohh! maafkan aku Cinta.."kata Kekayaan. "Perahuku telah penuh dengan semua hartaku. Aku tak dapat membawamu bersama, nanti perahuku ini akan tenggelam. lagipula tak ada ruang untukmu di perahuku ini."

cinta sedih sekali, namun kemudian dia melihat Kegembiraan melintas di depannya dengan sebuah perahu.

"Kegembiraan! tolonglah aku..!" teriak Cinta. karena kegembiraan terlalu gembira mendapatkan sebuah perahu, dia tidak mendengar teriakan Cinta yang sedang mengaharapkan pertolongan. kegembiraan terus berlalu. Air semakin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang, dan Cinta semakin panik. Tidak lama setelah itu, berlalulah Kecantikan di depanya.

"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu...!"teriak Cinta.

"Wah, Cinta kamu sudah basah dan kotor. aku tidak bisa membawamu bersama. nanti kau akan mengotori perahuku yang indah ini..!"sahut Kecantikan. Cinta amat sedih mendengarnya. Cinta mulai menangis terisak-isak.

"Apa kesalahanku, mengapa semua orang tidak memperdulikan aku?"rintihnya sayu.

ketika Cinta sedang menangis, lewatlah Kesedihan dengan perahunya.

"Ohh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu.."kata Cinta,.

"Maaf Cinta, aku sedang bersedih, aku ingin sendirian.."kata kesedihan sambil mendayung perahunya.

Cinta sudah mulai putus asa. air semakin naik dan akan menenggelamkanya. Cinta terus berharap agar ada yang menyelamatkanya. Lalu Cinta berdoa kepada Tuhan. "oh Yuhan tolonglah aku, apa yang akan terjadi pada dunia tanpa aku, tanpa Cinta.."

pada sat yang kritis itu, tiba-tiba Cinta mendengar suara memanggil namanya, "Cinta! mari cepat naik ke perahuku.."

Cinta menoleh kearah suara itu dan melihat orang tua berjanggut putih panjang sedang mendayung perhunya. Cinta pun naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkanya.

setiba di pulau sebrang, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera meninggalkan pulau itu. ketika itulah, Cinta baru sadar bahwa dia tidak mengetahui siapakah gerangan orang yang telah menyelamatkanya. Cinta segera bertanya pada salah seorang penduduk di pulau itu, siapa sebenarnya orang itu.

"Oh orang tua tadi? Dia adalah Waktu!" kata orang itu.

Cintapun bertanya lagi. "Tapi mengapa dia menyelamatkan aku? aku tak kenal dia. sedangkan kawan-kawan yang mengenaliku saja tidak mau menyelamatkan aku?tanya Cinta heran.

"Sebab, janya Waktulah yang tau betapa berharganya Cinta itu,"kata orang itu. kemudia pergi meninggalkanya. setelah itu mengertilah Cinta akan manfaat kehadiranya di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar